Lampu hemat energi (LHE)
adalah jenis lampu yang dirancang secara khusus agar energi yang dikonsumsi
lebih hemat. Lampu hemat energi didesain untuk memaksimalkan energi listrik
yang diserap diubah ke dalam energi cahaya dan menekan losses seminimal
mungkin.
Umumnya selain menjadi energi
cahaya, energi listrik juga berubah menjadi energi panas. Oleh karena itu,
salah satu ciri lampu hemat energi adalah relatif tidak terlalu panas saat
digunakan.
Untuk memahami istilah Lampu
Hemat Energi, kita akan mencoba melihat dari sudut pandang lampu dengan
kategori “lampu boros energi”. Kita ambil contoh lampu pijar.
Seperti kita lihat pada gambar
di samping, cahaya pada lampu pijar berasal dari filamen yang “terbakar” ketika
dialiri arus listrik. Prinsipnya hampir sama dengan cahaya yang dihasilkan oleh
lilin, bedanya yang membakar filamen adalah arus listrik. Oleh karena itu lampu
pijar akan terasa sangat panas ketika sedang menyala. Karena terlalu banyaknya
energi listrik yang menjadi panas inilah maka lampu pijar masuk kategori lampu
boros energi. Energi listrik yang seharusnya berubah menjadi cahaya, sebagian
besar berubah menjadi panas yang tidak kita gunakan.
Semakin hemat listrik, maka
semakin sedikit energi listrik yang diubah menjadi panas. Itu artinya tingkat
efisiensinya semakin tinggi. Untuk lampu pijar ini, tingkat efisiensinya hanya
10% saja, artinya 90% energi listriknya diubah menjadi panas. Sebagai ilustrasi,
jika kita membayar Rp. 10.000 rupiah untuk menyalakan lampu ini, sebenarnya
yang Rp.9.000 kita buang percuma, jadi panas itu tadi, hanya Rp.1000 yang kita
nikmati menjadi cahaya.
Boros sekali bukan?